Jumat, 17 Februari 2023

VC berujung petaka (2)

Hi, nama ku Rizal.

sudah beberapa bulan setelah kejadian pak Joko yg mengambil foto2 pribadiku dari komputerku, aku benar2 acuh pada tetangga sekitar desa itu terutama pak Joko.

Namun tiba2 saja aku menerima undangan dari Ibu Wati, rumah di belakang pak Joko liburan ke bali bersama dengan beberapa warga disitu dimana aku tidak harus bayar. Bu Wati merupakan janda kaya yang ditinggal oleh suaminya. Aku sebenarnya ingin sekali jalan2 gratis karena lelah setiap hari di toko terus. Lalu aku tanyakan siapa saja yang ikut, dia menyebutkan beberapa orang rata2 adalah ibu2, dan ada satu nama yaitu pak Joko. Dadaku langsung menciut mendengar namanya, rasanya tidak mau pergi tapi sayang kesempatan ini. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut pergi juga.


Lalu beberapa hari setelahnya dibuat lah grup whatsapp untuk perjalanan ke bali, aku lihat aku adalah anak muda sendiri di grup itu. Dan bu Wati memberi jadwal kamar kami masing2, aku langsung kaget karena tau aku harus sekamar dengan pak Joko.

Aku langsung japri bu Wati aku tidak mau sekamar dengannya, tapi beliau bilang hanya aku dan dia laki2 jadi mau tidak mau aku harus sekamar, aku bilang aku mau mengajak karyawanku, pak rusdi kalau tidak aku tidak mau ikut.

Akhirnya bu Wati memutuskan untuk menurutiku dan membelikan tiket untuk pak Rusdi juga. Dan pak Joko mengajak anak2nya.

Sampailah waktu di Bali dimana agak canggung bagiku harus kumpul bersama mereka. 

Hari pertama kami menginap di sebuah resort yg sangat bagus tidak jauh dari pantai. Lumayan sekali pikirku dan pak Rusdi bisa menginap gratis disini. Resort yg sangat enak, problemnya hanya karena ini bali jadi memang biasa kamar mandi yg tidak ada kuncinya. Untuk aku bersama pak Rusdi jadi aku merasa lebih aman. 

Kami pergi ke pantai dan hanya aku sendiri yang memakai boxer dan shirtless d pantai, semua mata tertuju padaku apalagi pak Joko, kesal sekali aku melihatnya, aku hanya mencuekinya saja.

Selesai dari pantai, kami pergi makan malam seafood di pinggir pantai.

Keesokan harinya, aku adalah orang yg paling malas mandi, tapi karena mau check out aku akhirnya mandi karena sudah dicariin di whatsapp bahwa kami harus siap2. Pak Rusdi sudah mandi daritadi hanya aku yg belum. Aku akhirnya memutuskan untuk siap2 dan mandi.

Kamar mandi nya benar2 bagus, outdoor, tapi sayang kalau panas akan kerasa sekali. Tapi benar2 enak karena di saat diterik matarahi aku bisa merasakan baluran air shower ke tubuhku. Aku agak mendengar ada suara pintu terbuka, tapi tak ku hiraukan karena ku pikir pak Rusdi paling hanya membuka pintu kamar. Btw pintu kamar mandi ku agak jauh dari tempat mandi begitu pula handukku yg ku taruh di dekat pintu. Jadi aku tidak bisa merasakan perbedaan suara pintu yg terbuka.

Sedang asik mandi, tiba2 aku mendengar suara2 ibu2 bercengkrama dan pak Joko. Ternyata mereka sudah sampai dan menungguku di cottage ku. Aku langsung cepat2 mengakhiri mandiku. Lalu menuju pintu, terasa ada yg aneh seperti pintuku tidak tertutup rapat, tapi aku hanya berpikir mungkin aku lupa merapatkannya tadi aku lalu handukkan dan keluar dari kamar mandi.

Untuk menuju kamar ku aku akan terlihat mereka karena kamar ada di samping ruang tamu. Saat aku menuju kamar, mereka semua tiba2 terdiam menatapku, padahal sebelumnya asik bercengkrama. Aku tanya, kenapa?

Mereka hanya tersipu malu, seperti salting melihat tubuhku yg basah hanya dibaluti handuk.


Kami langsung pergi dan check in ke hotel berikutnya. Tapi hotel berikutnya aku lihat biasa2 saja tidak sebagus yg sebelumnya. Yah tidak apa2 lah yg penting gratis.

Tidak kusangka destinasi berikutnya aku bu wati dan pak joko mau mencoba bar berjalan bali jadi seperti mobil berjalan yang ada bar nya. Disitu aku bersemangat sekali ingin mencoba. Semua ibu wati yg bayar. Saat itu aku hanya mengenakan tanktop putih dan celana jeans pendek. Aku duduk di samping mereka berdua. Seketika aku melupakan rasa dendamku pada pak Joko. Disitu aku minum banyak sekali sambil tertawa2 bersama mereka, sampai aku tidak sadar mereka diam2 terus memperhatikan badanku yg hanya mengenakan tanktop putih itu. Bahkan Bu wati beberapa kali mengelus2 lenganku jarinya kurasakan sesekali sampai menyentuh lipatan ketiakku, mengambil kesempatan saat aku mabok.

Pak joko kemudian bertanya, "Masih sadar? Bisa jalan ga ntar?" sambil tangannya pindah ke paha ku.

Aku bilang aku masih sanggup tanpa menghiraukan tangan nakalnya yg sembari mengelus2 pahaku. Dia hanya tersenyum.

Kami sampai hotel malam hari.  Kedua tanganku dibopong mereka. Ibu wati bahkan curi2 kesempatan mengenduskan hidungnya di ketiakku yg terbuka di bahunya. Disitu aku masih sadar tapi aku biarkan.

Ibu bahkan membeli beberapa botol untuk diminum lagi d kamar.

Sesampainya di kamar aku melihat wajah Pak Rusdi dan setelah itu aku sudah tidak sadarkan diri.


Keesokan harinya pak Rusdi membangun2kan ku, aku lalu terbangun dan bersiap2 pulang. 

Wajahnya seperti agak ketakukan melihatku. Aku tanya kenapa dia seperti itu.

"Mas, mas, mas ga inget semalem ngapain?" Dia menanyakanku sambil agak takut.

Aku menggeleng. "Nggak, emg kenapa?" tanyaku dia tidak mau menjawab.

Akhirnya dia bilang gpp, aku langsung tidur semalam.


Lalu begitu aku bertemu dengan ibu2 tersebut dan pak Joko seperti ada sesuatu yg tidak beres di wajah mereka. Tapi aku tidak berani bilang. Sepanjang perjalanan pulang aku tidak konsen memikirkan apa yg terjadi.


Sampai akhirnya kami pulang ke jawa tengah dan aku kembali ke toko. Disitulah grup whatsapp mulai berdering cukup ramai.

aku menyimak permbicaraan mereka. dan dsitu ada fotoku saat di cottage dimana saat aku sedang mandi, rupanya ibu wati saat itu masuk untuk mengintipku yang sedang mandi.

Dia bahkan mengabadikannya dalam jepretan hapenya.

 


"Wow bokongnya mas Rizal hahahahha" kata ibu Lani

"Mantab....." komen pak Joko.

Aku langsung menoleh ke pak Rusdi. 

"Maaf mas, mereka maksa mau lihat badannya mas Rizal" wajah pak Rusdi tampak ketakutan.

"Terus Bapak IZININ???" Aku menggertaknya.

"Maaf mas.. Abis mereka maksa.. kan cuma lihat belakangnya katanya"

"Ini saya BUGIL lho pak.." ujarku geram dengan jawaban pak Rusdi.

"Wuih beruntung bu Wati bisa lihat" ujar yg lain.

"Ini kan ibu2 juga pada lihat... dari foto hahahha" ujar bu Wati.


Lalu kemudian ada post foto lagi berikutnya yg aku sangat geram..

Ting. Muncullah foto baru yang sangat frontal.

Ada fotoku yg terlihat jelas kemaluanku saat aku sednag telanjang bular di kamar mandi hotel kedua Ibu wati yg mengirimnya.

"Woooooooww...."

"Mantttaaaaabbbbb...."

"Gilaaaa..... ganteng banget kalo kaya gini"

"brondonggg...."

Aku kaget dengan komentar2nya..

dan yang bikin aku tambah kaget, ada satu komentar yang seperti ini.

"Mirip ya ama foto2 yg dikirim Pak Joko dulu"

"Iya, cuman jembutnya sekarang agak tipis, dicukur yah??" Jawab yg lain. Yang lain membalas dengan tertawa dan jokes2 mesum lainnya yg merendahkanku.

sontak aku langsung murka ternyata pak Joko pernah memperlihatnya ke ibu2 si Desa. Pantas saja aku merasa ada perbedaan dari tingkah mereka yg suka senyum2 sendiri apabila ke tokoku.

Wajahku geram. Aku melihat ke Pak Rusdi.

"Maaf mas, mas ga inget yg semalem?" tanyanya lagi.

"APA, SEMALAM APA???" bentakku yg tidak sadar difoto bugil,  bahkan wajahku terlihat sangat jelas dsitu.

"Itu mas yg minta pengen difoto sendiri" ujarnya. Aku kaget mendengarnya. Tidak mungkin aku meminta seperti itu.

Tapi aku saat itu dalam keadaan mabok jadi aku tidak ingat. 

"Iya mas disuruh ganti baju, pak Joko sama bu Wati ngebukain singlet yg mas pakai waktu itu basah. Eh mas malah buka celananya semuanya disitu di depan mereka"


"Terus apaan lagi???" Tanyaku.

"Anu.. mas... mas juga... Mas...masturb"

Sebelum pak Rusdi menyelesaikan jawabannya.

Sebuah video baru muncul yg terlihat aku sedang basah oleh bir di atas kursi kamar hotel  dalam keadaan telanjang bulat dan aku mengocok kontolku yg tegang dan memilin2 putingku 

"wuiiiihhh... HOTT,,, HOTT,."

"suit. suittt"

komentar2 nakal terus berhamburan.

"aku udah nyium keteknya yg asem itu sumpah enak banget xixiix" balas bu wati di komentar.

Astaga.. Mesumnya janda laknat ini menodaiku.

Di video berdurasi dua menit tersebut kelihatan pak joko menyemburkan botol bir ke tubuhku agar basah dan sexy, dan tanganku semakin panas memain2kan kemaluanku dan memilin2 puting susuku. Dari belakang bu wati membantuku memilin putingku yang lainnya sambil mencium2i leher belakangku, sesekali dia memasukkan jari telunjuknya ke sela2 ketiakku, lalu aku lihat dia menciumi sendiri jari telunjuknya bekas ketiakku. Dasar pervert. 

Dan di depanku pak joko berjongkok sambil merogoh2 biji ku dan mengelus2 pahaku sambil malu2 di depan ibu2 yg lain. Dan ada suara ibu2 lain di video tsb teriak, "Ihhhh pak Joko demen juga yaa..."

Dia lalu menjawab, "Nggak, ini mau bantu aja" dalihnya. Dan aku lihat jari telunjuknya mencoba masuk ke lubang anusku.

Kurang ajar brengsek.

Entah siapa yg merekam video ini.

Aku lihat video tsb sangat panas.. Muka ku seperti memerah sange berat terlihat dari mulutku yg sedikit terbuka, Aku malu menonton diriku sendiri. Sampai akhirnya aku klimaks, dan muncrat banyak sekali sampai ke belakang mengenai baju Bu wati yg di belakangku.

Tubuhku terus dijamah2 oleh bu wati dari belakang.

"Kapan lagi ambil kesempatan grepe2 brondong bugil" tulisnya lagi d whatsapp.


Aku langsung left dari group dan menghapus semuanya. Entah apa yg akan ku katakan kepada mereka semua besok.


-FIN-



 

Copyright © Our Embarassed Story!. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver